Minggu, 24 November 2013

Ini hanya perihal suasana hati kamu...

Apa kamu pernah merasa sangat menderita dan sangat menderita sampai kamu merasa tangisan tidak bisa lagi menyembuhkannya?

Atau pernahkah kamu merasa mempunyai perasaan buruk terhadap segala hal dalam hidupmu?

jika pernah, itu artinya kamu pernah merasakan suasana hati yang buruk sepanjang hidupmu.
(Tenang saja, ini juga terjadi pada semua orang...)

Itu juga yang menimpa saya hari-hari kemarin. Suasana hati yang buruk, dan luar biasa buruk.

Bagaimana tidak, saat itu saya benar-benar merasa lelah, bosan, marah, dan sebagainya. Lebih-lebih saya sedang sakit.
Saya mulai merasa bete, meledak-ledak, dan parahnya saya mulai mereka-reka hal buruk apa yang akan terjadi. Menyedihkan bukan?

Tapi daripada berlarut-larut dengan hal tersebut, mari kita lihat di balik layar itu semua. :)

Dua minggu lalu, saya menjadi kelompok pembahas dalam salah satu mata kuliah (Setiap mahasiswa punya giliran untuk itu), dari sinilah semua berasal.

Di buku pegangan saya, ada satu materi yang membahas bagaimana perasaan dapat mempengaruhi atensi dan belajar kita.

Ada penelitiannya, loh!
Dalam penelitian tersebut, partisipan melewati tiga tahap.
Tahap pertama adalah partisipan akan dihipnotis dan diberi sugesti. Sebagian dibuat merasa senang, dan sebagian lagi merasa sedih. Setelah itu, mereka menjalani tahap kedua yaitu mereka diminta untuk membaca sebuah cerita pendek tentang dua pria (Keterangan : pria yang satu selalu merasa senang, dan yang satu lagi merasa sedih). Kemudian partisipan akan ditanya "Siapakah pemeran utama dalam cerita ini?"

Jawabannya cukup membuat saya terkejut,
partisipan yang merasa senang cenderung menjawab bahwa pemeran utamanya adalah si pria senang dan begitu pula sebaliknya, partisipan yang sedih akan lebih memilih pria sedih sebagai pemeran utama.
(Padahal dalam cerita tersebut, tidak ada yang saling mendominasi)

Luar biasa, bukan? Bagaimana suasana hati mempengaruhi pemikiran kamu terhadap sesuatu.

Nah, kini kita menuju pengaplikasiannya.

Pernahkah kamu merasa sangat baik? Hingga kamu merasa harimu sangat lancar pada saat itu atau sampai-sampai pada saat teman mencemoohmu, kamu bisa tertawa menghadapinya?
Lalu, pernahkah kamu merasa sangat buruk? merasa harimu tidak berjalan lancar, merasakan firasat buruk dimana-mana?

Padahal hari yang kamu jalani adalah hari yang sama seperti hari-hari lainnya.
Tapi mengapa kamu bisa bereaksi sangat berbeda terhadap hal tersebut?

Yup, hal yang berbeda pada saat tersebut adalah suasana hati kamu.

Ketika kamu sedang bete, kamu mungkin akan merasa semua orang menyebalkan, mata kuliahmu semuanya menakutkan, atau sahabat-sahabatmu tidak berada di sisimu. Kamu mulai sering marah-marah, atau mungkin ada yang bersembunyi di dalam toilet dan menangis (itu yang sering saya lakukan).
Hobimu yang dulunya shopping berubah menjadi peramal jitu soal bencana. Bahkan mengobrol dengan orang tua pun terasa sangat menyedihkan.

Tidakkah ada yang berpikir bahwa hal itu bisa saja tidak begitu merana jika kamu punya suasana hati yang baik?
Suasana hati yang buruk memang tidak bisa terelakkan oleh semua orang. Akan tetapi, jika kita mau menyadari bahwa hal di atas terjadi karena suasana hati kita yang buruk, mungkin yang kamu rasakan akan lebih membaik.

Cobalah untuk menyadari bahwa perasaan kesalmu terhadap segala hal di sekitarmu adalah karena suasana hatimu yang buruk. Dengan begitu, kamu dapat belajar untuk melihat masalahmu secara objektif dan mulai menyingkirkan andil si 'suasana hati yang buruk'.

Yang perlu kamu ingat adalah saat emosi negatif mempengaruhimu, maka jalan pikiranmu menjadi sempit sehingga tidak ada cukup ruang untuk kamu memasukkan sudut pandang yang lain disana.
Tetapi (sekali lagi), saat emosimu positif maka pemikiranmu akan meluas. :)

Itulah yang sering dikatakan orang-orang di sekitarmu, "berpikir positif, dong!"

Bukan berarti kamu selalu berpikir segala hal baik, hanya saja sudah waktunya kamu berpikir secara objektif terhadap sesuatu.
Periksalah kembali, apakah apa yang kamu kira tentang harimu adalah pemikiranmu secara ojektif atau hanya karena suasana hatimu yang tidak baik?

Nah, sudah jelas bukan?
Setelah ini, kira-kira apa yang kamu rasakan? :)


Sabtu, 23 November 2013

Who, What, When, How, and Why

Andai kalian menutup mata sejenak

mulailah masuk ke dunia yang sangat gelap...

lalu munculkan orang-orang yang ada di pikiran kalian...

Ingat, kali ini akan membicarakan soal 'perasaan', jadi tenanglah... :)

ada berapa orang?

dua? apa itu orang tua kalian?

tiga? apa itu ditambah saudara?

empat? mungkin ada yang kalian kasihi?

lima? ada yang disebut sahabat?

Berapapun jumlahnya, kalian akan belajar sesuatu dari mereka

Mungkin yang satu akan mengajarkan kalian arti kata who...
Seseorang yang menunjukkan siapa diri kalian sebenarnya, orang yang mencoba mengetuk apa yang ada di dalam pikiran kalian.
mungkin dia tetap tersenyum saat kalian sangat kesal, karena (mungkin sekali lagi) dia tahu siapa kalian.
Itulah seseorang itu, si pengenal dirimu...
dia akan baik-baik saja di sisimu, layaknya sebuah rumah, dia tahu kemana lorong hatimu menuju.
Kali ini, katakan padanya, "ajarkan aku untuk melihat diriku, tapi dari sisi yang lain"
maka kalian akan dituntunnya untuk memahami hal itu...
belajarlah tentang siapa kalian...
dari sudut kalian, dan sudut mereka...

ada lagi yang akan mengajarkan kalian tentang what...
orang yang baik...
apa yang kalian butuhkan?
apa yang kalian mau?
atau kalian ini APA?
tanyalah... orang itu tahu jawabannya

When?
siapa orang yang tahu kapan harus membentak kalian atau meneriaki kalian?
Dialah yang tahu kapan waktunya...
singkatnya, dia tahu grafik emosi kalian...
coba saja singgung sedikit, mungkin saja kalian dapat suatu pelajaran...

Seseorang yang mengajarkan how pasti luar biasa...
dia tahu loh proses apa yang terjadi dengan kalian?
Bagaimana kejadiannya????
ya... banyak orang yang bertanya hal tersebut jika melihat suatu kecelakaan...
si saksi yang benar-benar melihatnya pasti akan menceritakan prosesnya...
kali ini, tanya juga bagaimana kejadian yang kau alami dari sudut pandangnya.
Mungkin kamu akan dapat suatu pencerahan.

Terakhir...
Why... banyak yang akan menanyakan hal ini.
tapi bila ada yag benar-benar tahu kenapa kamu melakukan sesuatu
WOW, ia pasti sangat hebat.
Bertanyalah padanya, mungkin kamu akan banyak mendapatkan hal yang tak terduga tentang dirimu.


Pada akhirnya aku hanya meminta kalian 'bertanya'
lagi dan lagi kalian harus bertanya.
karena orang-orang di atas mungkin sangat mengenal kalian.
mencintai kalian, menyayangi kalian, atau juga merindukan kalian.

Andai dalam dunia gelap di pejaman mata kalian,
kalian dapat merangkulnya sekali lagi, dan mulai bertanya.
dengan tanya, kalian belajar
belajar mempertahankan
meningkatkan
atau
membenahi

belajarlah bersama mereka...
dan ajaklah mereka untuk saling belajar...

untuk menjalin kehidupan yang lebih baik dengan mereka.
mungkin... sekali lagi mungkin...

mereka sangat berarti bagi kalian...

Jumat, 22 November 2013

Nada yang Lalu

Rasanya seperti merasakan ada di dunia yang lampau saat aku mendengar lirik ini :
"This is me tonight
There's no more games and no more lies
And I know it's right
Cause of the way you look into my eyes
And when I hold you tight
The worries disappear I'm glad you're in my life"
lagu Without You dari AJ Rafael.

Semua orang pun akan merasa sama saat mereka mendengar lagu yang tidak ia dengar lagi dalam kurun waktu yang lama. Segala hal tentang saat itu tentunya akan muncul lagi di pikiran kita. Tapi... apa hanya lagu yang seperti itu?

Segala hal yang datang dari masa lalu sering datang ke masa kini untuk mengingatkan kita apa yang dahulu kita alami. Misal saja, saat kamu kost di luar kota dan dalam enam bulan baru kembali ke kamarmu yang nyaman. Pasti banyak sekali yang terlintas. Saat bermain dengan saudara di kamar, saat tertawa dengan mama, ataupun pada saat mojok sendiri sedang menangis. Ada banyak kenangan, bukan?

Kenangan yang mungkin tidak akan kamu abadikan di gadget kamu, masa iya kamu akan narsis pada saat menangis? 
Lalu apa yang akan mengingatkanmu?
Tentu saja lingkungan...
segala hal ini, dari gambar, tulisan, hingga sarang laba-laba di kamarmu pasti menyimpan memori tersendiri...
tak sadarkah bahwa itu mengajarkan kita banyak hal?
mengingatkan kita banyak hal?
hingga kita dibawa lagi ke belakang untuk melihat apa yang telah kita lakukan. 

Disanalah kita belajar tentang apa yang kita 'lupakan'...
Ingatlah lagi pengalamanmu dulu yang mengajarkan kamu sesuatu, lalu tanyalah pada dirimu, apa kamu telah berhasil mengamalkan yang kamu pelajari?

Renungkanlah lagi siapa si pojok tembok kamar? 
siapa bau tanah lembab?
siapa baju usang dalam lemari?
siapa dalam kotak berdebu itu?

Mereka si bisu yang bijak... si lumpuh yang baik hatinya...
Memberitahu kita tanpa pamrih...

Maka ada baiknya kita berterimakasih kepada mereka yang mengajar kita...
dan berterimakasih pula lah pada otak kita yang luar biasa... si pintar di balik perilaku kita...

Berterimakasihlah pada masa lalu dan masa kini...
dan jangan lupa untuk mengejar apa yang di masa depan...

Kini setelah berterimakasih, mulailah dengan senyum dan buat mereka bahagia dengan dirimu belajar... 
belajar dengan benar...
bukan hanya belajar dengan baik... :)